ASPEK PSIKOLOGIS DARI PENGGUNA INTERNET
ASPEK
PSIKOLOGIS DARI PENGGUNA INTERNET
Di era yang serba
modern ini, tak dapat dipungkiri jika kehadiran internet terus berkembang pesat
setiap tahunnya. Berdasarkan data statistik yang ada, pada tahun 2016 terdapat
132,7 juta jiwa pengguna internet di Indonesia. Data tersebut merupakan hasil
survei yang dilakukan oleh Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia.
Penggunaan internet pun beragam, salah satunya adalah media sosial. Untuk
konten media sosial, Facebook menduduki peringkat teratas untuk konten media
sosial, penggunanya sebesar 71,6 pengguna atau 54% lalu disusul oleh Instagram
dengan jumlah 19,9 juta pengguna atau 15%. Disusul oleh youtube dengan 14,5 juta
pengguna atau 11%, google plus 7,9 juta pengguna atau 6%, lalu twitter dengan
pengguna 7,2 juta atau 5,5%, dan Linkedin sejumlah 796 ribu pengguna atau 0,6%.
Tak dapat dipungkiri,
pengguna media sosial sangatlah beragam, diantaranya adalah remaja yang masih
dalam tahap pencarian identitas diri. Dalam sebuah penelitian yang dilakukan
oleh Primada
Qurrota Ayun mengenai Fenomena Remaja
Menggunakan Media Sosial dalam Membentuk Identitas, dalam menggunakan facebook para
informan secara tidak langsung membentuk identitas diri mereka melalui tiga
gambaran, yaitu orientasi personal, nilai-nilai individu dan ekspresi diri. Orientasi personal (Gudykunst, 2002: 225), menggambarkan bagaimana orientasi
personal dari individu dalam berhubungan dan berkomunikasi dengan orang lain.
Melalui facebook, para
informan mengakui bahwa
mereka menggunakan media sosial facebook dikarenakan mereka
terorientasi secara personal untuk berkomunikasi dan berhubungan dengan orang
lain. Panji (2014), menyatakan terdapat
tiga motivasi bagi anak dan remaja untuk mengakses internet yaitu untuk mencari
informasi, terhubung dengan teman (lama dan baru) dan untuk hiburan.
Paragraf ketiga ini masih akan membahas
mengenai penggunaan sosial media oleh remaja dalam membentuk identitas. Berikut
ini akan saya cantumkan 3 kesimpulan dari penelitian yang
dilakukan oleh Primada Qurrota Ayun mengenai Fenomena
Remaja Menggunakan Media Sosial dalam Membentuk Identitas;
1.
Secara orientasi
personal, para remaja menggunakan media sosial dikarenakan mereka ingin menjalin
komunikasi dengan teman-teman mereka. Sehingga mereka memutuskan untuk
memiliki akun media sosial lebih dari satu.
2.
Nilai individu
yang ditampilkan dalam media sosial, para remaja mencoba membuat sebuah citra
positif tentang diri
mereka di media sosial
tersebut. Remaja suka menampilkan identitas
mereka yang Smart, terlihat
bahagia, dan suka
menampilkan hobi atau kegiatan yang mereka sukai.
3.
Para remaja cukup
terbuka di media sosial dalam menunjukkan identitas mereka. Hal ini ditunjukkan
dengan keterbukaan diri mereka melalui keinginan mereka untuk eksis dengan mengupload
kegiatan yang sedang mereka lakukan (baik melalui foto ataupun status) dan mengungkapkan permasalahan
pribadi di media
sosial, dalam bentuk tersirat.
Nah, kurang
lebihnya, seperti itulah fenomena remaja menggunakan media sosial dalam
membentuk identitas. Lalu, bagaimana dengan anonim dalam kaitannya dengan aspek psikologi dari pengguna
internet? Menurut saya, ada berbagai faktor yang mendasari mengapa seseorang
akhirnya memilih untuk menyembunyikan identitas aslinya di internet, salah
satunya adalah karena alasan privacy.
Misal, beberapa penulis di wattpad, memilih untuk menggunakan username yang
bukan merupakan nama aslinya. Mengapa? Bisa jadi, hal-hal yang ditulis oleh si
penulis merupakan kejadian yang dialaminya dalam kehidupan sehari-hari. Alasan privacy ini juga merupakan alasan saya pribadi dalam
menyembunyikan identitas asli saya dalam berbagai aktivitas saya di internet.
Saya memiliki 1 akun gmail, 1 akun wattpad dan 2 blog dengan nama dan identitas
palsu. Mengapa saya melakukan hal tersebut? Jelas! Saya tidak ingin orang-orang
tahu siapa saya sebenarnya. Selain itu, saya juga tidak ingin orang-orang di
kehidupan nyata saya mengetahui cerita apa yang saya tulis. Karena biasanya
saya menuliskan kejadian nyata yang meliputi perasaan saya yang sesungguhnya atau
hal-hal yang saya impikan, lalu saya tuangkan dalam cerita-cerita yang saya
tulis. Kalau kamu? Apa alasanmu menjadi
anonim di internet?
Hal lain yang
mungkin bisa menjadi faktor yang mendasari seseorang menjadi anonim di internet
adalah tentang reputasi seseorang dalam bermain media sosial, berusaha ingin
menjadi sosok yang lain. Misal, seseorang dengan kecenderungan agresifitas yang
tinggi dalam kehidupan nyata, mencoba menjadi sosok yang terlihat damai dengan segala postingannya di
sosial media, begitu pula sebaliknya. Apakah
ini termasuk alasan kalian? Kalau saya pribadi sih enggak. Fb, ig, wa, line,
memakai identitas asli saya. Kecuali hal yang udah saya sebutkan di atas yah,
wkk.
Komentar
Posting Komentar