Alam Semesta, Sistem Tata Surya dan Teori tentang terbentuknya Bumi
Alam Semesta,
Sistem Tata Surya dan Teori tentang terbentuknya Bumi
Pengertian alam semesta
Pengertian alam semesta mencakup tentang mikrokosmos dan makrokosmos.
Mikrokosmos adalah benda-benda yang mempunyai ukuran yang sangat kecil,
misalnya atom, elektron, sel, amuba, dan sebagainya. Sedangkan makrokosmos
adalah benda-benda yang ukurannya sangat besar, misalnya bintang, planet,
galaksi. Namun para ahli astronomi menggunakan istilah alam semesta dalam
pengertian tentang ruang angkasa dan benda-benda langit yang ada didalamnya.
Alam semesta atau universum dalam terminologi ilmu astronomi adalah ruang
angkasa dengan segala zat dan energi yang ada didalamnya.
Teori terbentuknya alam semesta
Ada beberapa teori yang menjelaskan tentang terbentukya alam semesta,
diantaranya adalah sbb :
1. Teori Keadaan Tetap (Steady–state Theory)
Teori ini
dikemukakan oleh Fred Hoyle, herman bondi, thomas Gold ( 1948 ). Teori ini
berdasarkan prinsip osmologi sempurna yang menyatakan bahwa alam semesta,
dimana pun dan bilamanapun selalu sama. Berdasarkan prinsip tersebutlah alam
semesta terjadi pada suatu saat tertentu dimasa yang telah lalu sampai
sekarang. Segala sesuatu di alam semesta ini selalu tetap sama walaupun
galaksi-galaksi saling bergerak menjauhi satu sama lain. Teori ini ditunjang
oleh kenyataan, bahwa galaksi baru mempunyai jumlah yang sebanding dengan
galaksi lama.Dengan kata lain bahwa tiap-tiap galaksi yang terbentuk, tumbuh,
menjadi tua, dan akhirnya mati, jadi, teori ini beranggapan bahwa alam semesta
itu tak terhingga besarnya dan tak terhingga tuanya ( Tanpa awal dan tanpa
akhir ).
2. Teori Ledakan Besar (Big Bang Theory)
Teori ledakan
ini bertolak dari asumsi adanya suatu massa yang sangat besar dan mempunyai
berat jenis yang juga sangat besar. Kemudian massa tersebut meledak dengan
hebat karena adanya reaksi inti (George Lemaitre, 1930). Massa itu kemudian
berserak mengembang dengan sangat cepatnya menjauhi pusat ledakan. Setelah
berjuta-juta tahun, massa yang berserak itu membentuk kelompok-kelompok galaksi
yang ada sekarang. Mereka harus bergerak menjauhi titik pusatnya. Teori ini
didukung oleh kenyataan dari pengamatan bahwa galaksi-galaksi itu memang
bergerak menjauhi titik pusat yang sama. Selain itu, teori ini didukung oleh
pakar astronomi Arno Penzias dan Robert Wilson yang menemukan radiasi gelombang
mikro.
Perbedaan anggota sistem tata surya
Sebelum membahas tentang perbedaan dari anggota sistem tata surya tersebut,
baiknya terlebih dahulu menjelaskan pengertian dari masing-masing anggota
sistem tata surya tersebut, yaitu :
- Bintang adalah benda langit luar angkasa yang memiliki ukuran besar dan memancarkan cahaya sebagai sumber cahaya. Bintang yang terdekat dengan bumi adalah matahari.
- Matahari adalah bintang yang letaknya paling dekat dengan bumi, yaitu sekitar 149.600.000 kilometer atau 92,26 juta mil, terbentuk dari komponen gas helium dan hidrogen dan terdiri dari enam lapisan. Matahari merupakan pusat dari tata surya kita. Matahari dikelilingi oleh planet-planet anggota tata surya seperti planet bumi, merkurius, venus, mars, jupiter, saturnus, uranus, neptunus dan jupiter.
- Planet adalah benda langit yang mengelilingi bintang sebagai pusat tata surya. Planet tidak dapat menghasilkan cahaya sendiri namun dapat memantulkan cahaya. Planet yang dekat dengan bumi dapat kita lihat setiap hari dengan mata telanjang seperti planet venus yang disebut orang sebagai bintang fajar.
- Asteroid adalah planet-planet kecil yang jumlahnya puluhan ribu, beredar mengelilingi matahari, letaknya di antara orbit Mars dan Jupiter. Para ahli astronomi menyatakan dalam sebuah teori bahwa asteroid adalah sisa-sisa planet yang meledak, sebelumnya mengorbit matahari di antara orbit-orbit Mars dan Jupiter. Ada sebuah teori lain menjelaskan bahwa asteroid adalah bongkahan-bongkahan benda-benda angkasa yang tidak pernah dapat membentuk planet pada waktu sistem tata surya terbentuk.
- Komet adalah benda langit yang mengelilingi matahari. Komet memiliki orbit garis edar sendiri yang bentuknya sangat lonjong. Komet biasa disebut sebagai bintang berekor karena sifatnya yang bercahaya terang dan memiliki ekor gas debu yang sangat panjang.
- Meteor adalah benda langit yang masuk ke dalam wilayah atmosfer bumi yang mengakibatkan terjadinya gesekan permukaan meteor dengan udara dalam kecepatan tinggi. Akibat adanya gesekan yang cepat tersebut menimbulkan pijaran api dan cahaya yang dari kejauhan kita melihatnya seperti bintang jatuh.
Perbedaan
dari anggota sistem tata surya yang disebutkan diatas ialah :
- Matahari adalah salah satu dari bintang hanya saja paling berbeda dari bintang yang lainnya dalam hal suhu, warna, ukuran, massa, dan komposisi gasnya. Selain itu, hanya matahari sebagai pusat dari tata surya kita.
- Asteroid dapat dibedakan dengan komet melalui penampakannya, kalau komet memiliki ekor tetapi asteroid tidak memiliki ekor.
- Meteor tidak memiliki orbit seperti komet, asteroid dan planet.
- Kedatangan komet ke bumi dapat diprediksi, tetapi kedatangan dari meteor tidak dapat diprediksi.
·
Bintang dapat memancarkan cahaya sendiri
sedangkan planet memantulkan cahaya dari bintang seperti bulan.
Planet bumi
sebagai bagian dari sistem tata surya, serta lapisan—lapisan bumi dan fungsinya
Bumi telah terbentuk sekitar 4,6
milyar tahun yang lalu. Bumi merupakan planet dengan urutan ketiga dari
sembilan planet yang dekat dengan matahari. Jarak bumi dengan matahari sekitar
150 juta km, berbentuk bulat dengan radius ± 6.370 km. Bumi merupakan
satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup.
Permukaan bumi terdiri dari daratan dan lautan. Secara struktur, lapisan bumi
dibagi menjadi tiga bagian, yaitu sebagai berikut :
1. Kerak bumi (crush) merupakan
kulit bumi bagian luar (permukaan bumi). Tebal lapisan kerak bumi mencapai 70
km dan merupakan lapisan batuan yang terdiri dari batu-batuan basa dan masam.
Lapisan ini menjadi tempat tinggal bagi seluruh mahluk hidup. Suhu di bagian
bawah kerak bumi mencapai 1.100 oC. Lapisan kerak bumi dan bagian di bawahnya
hingga kedalaman 100 km dinamakan litosfer.
2. Selimut atau selubung
(mantle) merupakan lapisan yang terletak di bawah lapisan kerak bumi.
Tabal selimut bumi mencapai 2.900 km dan merupakan lapisan batuan padat. Suhu
di bagian bawah selimut bumi mencapai 3.000 oC.
3. Inti bumi (core), yang
terdiri dari material cair, dengan penyusun utama logam besi (90%), nikel (8%),
dan lain-lain yang terdapat pada kedalaman 2900 – 5200 km. Lapisan ini
dibedakan menjadi lapisan inti luar dan lapisan inti dalam. Lapisan inti luar
tebalnya sekitar 2.000 km dan terdiri atas besi cair yang suhunya mencapai
2.200 oC. inti dalam merupakan pusat bumi berbentuk bola dengan diameter
sekitar 2.700 km. Inti dalam ini terdiri dari nikel dan besi yang suhunya
mencapai 4.500 oC.
1. Litosfer (lapisan batuan
pembentuk kulit bumi atau crust)
Litosfer berasal dari kata lithos
berarti batu dan sfhere/sphaira berarti bulatan atau lapisan. Dengan demikian
Litosfer dapat diartikan lapisan batuan pembentuk kulit bumi. Dalam pengertian
lain, litosfer adalah lapisan bumi paling atas dengan ketebalan lebih kurang 70
km yang tersusun dari batuan penyusun kulit bumi.
2. Astenosfer (lapisan selubung atau
mant/e) Astenosfer, yaitu lapisan yang terletak di bawah litosfer dengan
ketebalan sekitar 2.900 km berupa material cair kental dan berpijar dengan suhu
sekitar 3.000 0C, merupakan campuran dari berbagai bahan yang bersifat cair,
padat dan gas bersuhu tinggi.
3. Barisfer (lapisan inti bumi atau
core)
Barisfer, yaitu lapisan inti bumi
yang merupakan bagian bumi paling dalam yang tersusun atas lapisan Nife
(Niccolum atau nikel dan ferrrum atau besi). Lapisan ini dapat pula dibedakan
atas dua bagian yaitu inti luar dan inti dalam.
a. Inti luar (Outer core)
Inti luar adalah inti bumi yang ada
di bagian luar. Tebal lapisan ini sekitar 2.200 km, tersusun atas materi besi
dan nikel yang bersifat cair, kental, dan panas berpijar bersuhu sekitar 3.900
0C.
b. Inti dalam (Inner core)
Inti dalam adalah inti bumi yang ada
di lapisan dalam dengan ketebalan sekitar 2.500 km, tersusun atas materi besi
dan nikel pada suhu yang sangat tinggi yakni sekitar 4.8000C, akan tetapi tetap
dalam keadaan padat dengan densitas sekitar 10 gram/cm3. Hal itu disebabkan
adanya tekanan yang sangat tinggi dari bagian-bagian bumi lainnya.
Lapisan atas kerak bumi, di daerah
daratan, biasanya dilapisi tanah. Tanah, yang terdiri atas partikel batuan yang
ditimpa cuaca, juga mengandung banyak zat organik yang berasal dari pembusukan
makhluk hidup zaman purba. Tanah mendukung kehidupan tanaman di bumi dan juga
binatang karena makanan hewan, baik langsung maupun tidak berasal dari tanaman.
Berdasarkan uraian tersebut, dapat disimpulkan
bahwa karakteristik lapisan bumi paling dalam (inti) memiliki sifat pejal atau
keras yang diselubungi lapisan cair relatif kental, sedangkan bagian luar atau
atasnya berupa litosfer yang pejal dan keras pula.
Teori tentang terjadinya planet bumi
1. Teori Kabut Atau Yang Sering Disebut (Nebula)
Dari jaman
sebelum masehi, para ahli sudah memikirkan bagaimana proses terjadinya bumi.
Dan salah satunya adalah teori kabut atau yang disebut nebula yang
diperkenalkan oleh Immanuel Kant pada tahun 1755 serta Piere de
Laplace pada tahun 1796. Dimana mereka berdua terkenal dengan teori kabut
kant laplace. Dalam teori
tersebut mengatakan bahwa di dalam jagat raya terdapat gas yang berkumpul
menjadi kabut atau nebula. Dimana gaya tarik menarik antara gas yang kemudian
membentuk kumpulan kabut yang sangat besar serta berputar semakin cepat.Dimana
proses perputaran yang sangat cepat ini, materi kabut dibagian khatulistiwa
terlempar dan terpisah serta memadat yang disebabkan karena pendinginan. Pada bagian
yang terlempar ini menjadi planet – planet di dalam tata surya. Teori nebula
terbagi menjadi beberapa tahap. Matahari
beserta planet-planet yang masih berbentuk gas, dimana kabut yang masih sangat
pekat dan besar.Kabut yang masih berputar serta berpilin dengan kuat dan
pemadatan terjadi pada pusat lingkaran dan kemudian membentuk matahari. Lalu pada saat
bersamaan materi lainnya membentuk menjadi massa yang lebih kecil dai pada
matahari dan kemudian menjadi planet, serta bergerak memutari matahari.Kemudian
materi tersebut semakin besar dan selalu melakukan gerakan yang teratur
mengitari matahari dalam satu orbit yang tetap kemudian membentuk tingkatan
keluarga matahari.
2. Teori Planetisima
Sejak awal abad
20, Forest Ray Moulton seorang ahli astronomi asal amerika serta
rekannya Thomas C.Chamberlain ahli geologi, mengemukakan teori
planestisimal hypothesis, bahwa matahari terbentuk dari massa gas yang bermassa
sangat besar, disaat ada bintang lain yang melintas dan sangat dekat dan hampir
terjadinya tabrakan. Terlalu dekatnya lintasan mempengaruhi antara gaya gravitasi
dengan dua bintang yang mengakibatkan tertariknya gas serta materi ringan yang
ada pada bagian tepi.
Pengaruh gaya
gravitasi menyebabkan materi terlempar dan meninggalkan permukaan matahari
serta permukaan bintang. Materi yang terlempar menyusut serta membuat gumpalam
planestimal. Kemudian planestimal dingin dan memadat yang membentuk planet yang
mengitari matahari.
3. Tori Pasang Surut Gas (Tidal)
Teori yang
dikemukakan James Jeans dan Harold Jeffrey tahun 1918, bintang
besar yang mendekati matahari dengan jarak pendek, yang pada akhirnya membuat
pasang surut pada badan matahari, pada saat matahari dalam keadaan gas.
Penyabab terjadinya pasang surut air laut adalah massa bulan serta jauhnya
jarak antara bulan ke bumi 60 kali radius orbit di bumi.
Namun jika
bintang yang massanya mendekati masa besarnya dengan matahari mendekat,
lalu akan membentuk semacam gunung gelombang pada badan matahari, yang
terjadi karna gaya tarik bintang. Gunung-gunung tadi akan menjadi tinggi yang
sangat luar biasa kemudian terbentuk semacam lidah pijar yang sangat besar,
yang menjulur oleh massa matahari dan mengarah ke arah bintang
besar. Lambat laun kolom-kolom ini akan pecah kemudian akan menjadi benda
tersendirian.
Dalam lidah
yang panas ini terjadi perapatan gas-gas dan akhirnya kolom-kolom ini akan
pecah, lalu berpisah menjadi benda-benda tersendiri, yaitu planet-planet.
Bintang besar yang menyebabkan penarikan pada bagian-bagian tubuh matahari
tadi, melanjutkan perjalanan di jagat raya, sehingga lambat laun akan hilang
pengaruhnya terhadap planet yang berbentuk tadi. Planet-planet akan mengelilingi
matahari namun ketika mengelilingi
planet-planet yang besar proses pendinginannya akan lambat sedangkan pada
planet-planet kecil akan berjalan lebih cepat.
4. Teori Bintang Kembar
Teori yang
dikemukakan seorang ahli astronomi R.A Lyttleton , teori ini menerangkan
bahwa galaksi berawal dari kombinasi bintang kembar.
Dimana satu
dari bintang itu meledak membuat banyak material yang terlempar, sedangkan
bintang yang tidak meledak itu disebut matahari dan bintang yang meledak itu
menjadi planet-planet yang mengelilingi matahari.
5. Teori Big Bang
Teori big bang
menjelaskan bahwa bumi berasal dari puluhan milyar tahun yang lalu. Dimana ada
gumpalan kabut yang sangat besar berputar pada porosnya. Putaran itu
memungkinkan bagian-bagian kecil terlempar sedangkan bagian besar menjadi satu
dan menjadi pusat pembentukan cakram raksasa.
Gumpalan
raksasa itu meledak dan mebentuk galaksi dan nebula-nebula. Sekitar 4,6
miliyar tahun Pembekuan yang terjadi membuat nebula-nebula membentuk galaksi
bernama galaksi bima sakti dan kemudian terbentuk sistem tata surya. Bagian
ringan yang terlempar membentuk gumpalan-gumpalan yang memadat. Dan
gumpalan itu membentuk planet-planet.
Efek Rumah Kaca
Ø
Pengertian
Efek rumah kaca atau dalam bahasa
asingnya dikenal dengan istilah green house effect adalah
suatu fenomena dimana gelombang pendek radiasi matahari menembus atmosfer dan
berubah menjadi gelombang panjang ketika mencapai permukaan bumi.
Ø
Gas yang berperan dalam efek rumah kaca
Efek rumah kaca itu sendiri terjadi
karena naiknya konsentrasi gas CO2 (karbondioksida) dan gas-gas
lainnya seperti sulfur dioksida (SO2), nitrogen oksida (NO), nitrogen
dioksida (NO2), gas metan (CH4), kloroflourokarbon (CFC) di
atmosfir. Kenaikan konsentrasi CO2 itu sendiri disebabkan oleh kenaikan
berbagai jenis pembakaran di permukaan bumi seperti pembakaran bahan bakar
minyak (BBM), batu bara, dan bahan-bahan organik lainnya yang melampaui
kemampuan permukaan bumi antuk mengabsorpsinya. Bahan-bahan di permukaan bumi
yang berperan aktif untuk mengabsorpsi hasil pembakaran tadi ialah
tumbuh-tumbuhan, hutan, dan laut.
Ø
Akibat yang timbul
1.
Cuaca dan iklim mulai tidak biasa dan tidak teratur
2.
Melelehnya gunung-gunung es di kutub yang pada akhirnya akan mengakibatkan
naiknya permukaan air laut sekaligus menaikkan suhu air laut.
3.
Suhu global meningkat secara signifikan.
4.
Gangguan ekologis dan pergeseran ekosistem, dan lebih parah akan mengalami
kepunahan
5.
Dapat mengganggu kesehatan manusia dan semakin berkembang penyakit –
penyakit ”aneh”
Ø Tindakan sederhana yang bisa kita lakukan untuk menanggulangi pemanasan
global, diantaranya:
1. Stop penebangan hutan dan melakukan
gerakan penghijauan
2. Kurangi konsumsi BBM
3. Gunakan produk yang ramah lingkungan
4. Kurangi penggunaan/pembelian
barang-barang yang terbuat dari plastik karena hampir semua sampah plastik akan
menghasilkan gas yang berbahaya ketika dibakar dan dapat mencemarkan
lingkungan.
5. Hemat dalam pemakaian air dan
pemakaian energi listrik.
6. Kurangi penggunaan bahan-bahan yang
mengandung aerosol.
7. Sebagai tambahan, Kampanye-kan
program gerakan stop global warming! Biar semua orang lebih peduli dengan Bumi
kita.
Sumber :
http://pustaka-virtual.blogspot.com/2012/11/definisi-struktur-lapisan-matahari.html
http://id.shvoong.com/exact-sciences/astronomy/2106433-pengertian-asteroid/
Komentar
Posting Komentar